Editor: Denty T
Manadozone II Sangihe – Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI-AL) menggunakan armada Kapal Perang KRI Tongkol 813 melakukan patroli sekaligus latihan bersama dengan Angkatan Laut Philipina diperairan laut perbatasan antara pulau Marore Kabupaten Kepulauan Sangihe.
Mayor Laut (P) Yudha Imawan yang adalah Komandan KRI Tongkol 813 ketika diwawancarai awak media mengatakan, Patroli bersama dengan Philipina Navy PS 37 BRP Artemio De Carte, berjalan dengan baik, dimana sepuluh hari sebelumnya KRI Tongkol 813 ini sudah mengadakan Patroli Keliling, dengan jumlah Personil 50 orang.
“Dilakukan patroli bersama dengan BRP Artemio De Carte berjalan dari pagi sampai sore yang di selingi latihan kecil – kecilan dan sebelum itu kami juga sudah berpatroli keliling selama 10 hari,” kata Mayor Laut Yudha.
Selama mereka berpatroli lanjut Yudha, tidak ada kendala atau masalah yang ditemukan di perairan perbatasan Indonesia dengan Philipina, cuma faktor cuaca dan angin saja kendalanya.
“Alhamdulillah, tidak ada Kendala atau Masalah selama kami berpatroli di Perairan Perbatasan antara Indonesia dan Negara tetangga Philipina, hanya saja kemarin itu kami bergerak dari bawah arah Palu dan di pengaruhi angin timur sehingga laut agak goncang sedikit,” tambahnya.
Sementara, Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut, Mayor Laut (P) Muhamad Bayu Pranoto, kepada Media juga membenarkan Kegiatan itu, karena sudah rutin di adakan tiap tahunnya yaitu Patroli Laut Terkoordinasi.
“Iya benar, sebab kegiatan Patroli Laut Terkoordinasi bersama dengan Philipina Navy ini sudah rutin tiap tahunnya yaitu per triwulan atau empat kali dalam setahun, berpatroli bersama demi Keamanan Laut kedua Negara,” ungkap Bayu.
Diketahui, KRI Tongkol 813 tersebut setelah melakukan kegiatan patroli dan latihan bersama Angkatan Laut Philipina, merapat dan sandar dipelabuhan Nusantara Tahuna. Selain dalam rangka kegiatan pengisian ulang logistik kapal, juga melaksanakan koordinasi dengan Pangkalan TNI AL (Lanal) Tahuna, untuk dapat melanjutkan tahapan kegiatan operasi pelayaran berikutnya, sebagai bagian dari Sistem Senjata Armada Terpadu (SAAT) yang tidak dapat terpisahkan, yaitu Kapal (KRI), Pangkalan, Pesawat Udara dan Marinir.(*)