Editor : Jimmy Endey
Perjalanan panjang dilalui seorang Prabowo Subianto. Diawali dengan menikahi putri Presiden kedua Soeharto dan langsung melejit di karir militer. Bayangkan saja diusia muda 47 tahun, putra pasangan begawan ekonomi Soemitro Djojohadikusomo dan Dora Marie Sigar ini sudah mampu meraih 3 bintang.
Kariernya melejit setelah menjabat sebagai Wakil Komandan Detasemen Penanggulangan Teror di Komando Pasukan Khusus pada tahun 1983. Pada tahun 1996, Prabowo diangkat sebagai sebagai Komandan Jenderal pada korps tersebut. Saat menjabat, ia memimpin operasi pembebasan sandera di Mapenduma.
Pada 20 Maret 1998, Prabowo diangkat menjadi Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat, jabatan yang pernah disandang ayah mertuanya Presiden Soeharto. Pengangkatan ini terjadi hanya sepuluh hari setelah Majelis Permusyawaratan Rakyat memilih Soeharto untuk periode kelima sebagai presiden.
Sebagai panglima Kostrad, Prabowo membawahi sekitar sebelas ribu pasukan cadangan ABRI.
Ketika jatuhnya Presiden Soeharto, ayah mertuanya, pada bulan Mei 1998, Prabowo sedang menjabat sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis dengan pangkat Letnan Jenderal.
Setelah diberhentikan dari dinas militer di era Presiden BJ Habibie, Prabowo menghabiskan waktu di Yordania dan di beberapa negara Eropa. Sekembalinya ke Indonesia, ia menekuni dunia bisnis, mengikuti jejak adiknya Hashim Djojohadikusumo yang merupakan seorang konglomerat. Bisnis Prabowo meliputi sedikitnya 27 perusahaan yang bergerak pada sektor-sektor yang berbeda.
Prabowo memulai kembali karier politiknya dengan mencalonkan diri sebagai calon presiden dari Partai Golkar pada Konvesi Capres Golkar 2004. Meski lolos sampai putaran akhir, akhirnya Prabowo kandas di tengah jalan. Ia kalah suara oleh Wiranto.
Pada tahun 2008, ia mendirikan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).
Selain itu, ia juga aktif sebagai ketua di Himpunan Kerukunan Tani Indonesia dan Ikatan Pencak Silat Indonesia.
Tahun 2009, Prabowo berpasangan dengan calon presiden Megawati Soekarnoputri menjadi calon wakil presiden namun harus mengakui keunggulan pasangan capres Susilo Bambang Yudhoyono dan cawapres Boediono.
Di tahun 2014, Prabowo kembali bertarung pada ajang Pemilihan Presiden (Pilpres) berpasangan dengan Hatta Rajasa yang kala itu merupakan Ketua Umum Partai Amanat Nasional. Dimana pertarungan pilpres kala itu hanya 2 pasangan yakni pasangan capres cawapres Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK) sebagai pesaing. Namun keberuntungan kembali belum berpihak kepada Prabowo. Jokowi-JK memenangkan kontestasi pilpres.
Pilpres 2019 menjadi tahun dimana Prabowo harus diperhadapkan kembali dengan petahana Jokowi. Dimana Prabowo mengambil pasangan cawapresnya Sandiaga Uno. Alhasil pasangan petahana Jokowi yang berpasangan dengan cawapres KH Ma’ruf Amin terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden periode 2019 – 2024.
Jokowi akhirnya mengangkat Prabowo menjadi Menteri Pertahanan dan pada tanggal 23 Oktober 2019 melantiknya bersama sejumlah menteri lainnya yang dalam Kabinet Indonesia Maju.(***)