Pasca Pilpres, Ade Mulyana: Persatuan dan Kesatuan Aset Terbesar NKRI

JAKARTA, manadozone.com — Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia, telah dilaksanakan pada 17 April 2019, berjalan dengan demokratis jujur adil serta terbuka, dan tak lepas dari adanya pengamanan TNI Polri.

Sekretaris Jenderal Forum Sahabat Polisi Ade Maulana, mengajak agar pasca pilpres, yang semula adanya beda pendapat dan pilihan, itu dapat kembali bersatu sesuai dengan bingkai Pancasila yang ke-3 Persatuan Indonesia.

“Aset terbesar keutuhan bangsa Indonesia adalah persatuan. Beragam suku bangsa, budaya, agama, bahasa diikat kokoh dalam komitmen bersama yaitu Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, UUD 1945 dan NKRI,” kata Ade Mulyana, Sekjen Sahabat Polisi. Via pesan WhatsApp, minggu (26/05/19)

Lanjut Ade, Pasca Pilpres, terlihat terjadi pembelahan kutub panutan di tengah masyarakat. Ajang Pilpres yang merupakan bagian dari proses Demokrasi seharusnya membawa pada kedewasaan sikap berbangsa dan bernegara yang ditunjukkan oleh para pemimpin bangsa dan tertransformasikan ke tengah masyarakat.

“Konstitusi negara telah mengatur semua tata cara proses Pilpres. Sudah ada intasnsi negara yang diberikan kewenangan konstitusional. Instansi negara ini yaitu KPU, Bawaslu dan Mahkamah Konstitusi harus bekerja profesional dan transparan sesuai amanah perundang-undangan,” lanjut Ade Mulyana.

Bahkan kata Sekjen Sahabat Polisi, Jika kemudian hasil Pilpres sudah ditetapkan, maka setiap kontestan harus legawa dan menerima hasil tersebut dengan sikap dewasa sebagai sosok seorang negarawan sejati.

“Apabila tidak setuju dengan hasil yang diumumkan oleh intansi yang berwenang sesuai Undang-undang, maka jalur-jalur konstitusional harus ditempuh untuk melakukan komplain. Prinsip siap menang dan siap kalah harus dikedepankan. Pihak yang kalah harus berbesar hati bukan justru memupuk kebencian dan rasa ketidakpercayaan masyarakat terhadap intasnsi negara. Efeknya sangat membahayakan,” tambahnya.

Sekjen Sahabat Polisi ini juga menambahkan, bahwa seperti diketahui, Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden hanya ada dua kubu capres cawapres, yaitu 01 dan 02. Yang Pasti sengit dan keras. Sebab, Baik 01 maupun 02 memiliki pendukung yang besar. Pendukungnya adalah rakyat.

“Artinya jika hasil sudah ditetapkan dan ada kubu yang menolak hasil pemilu yang diumumkan oleh KPU, dan menggerakkan pendukungnya untuk melawan hasil tersebut, maka efek perpecahan sampai ke tingkat akar rumput otomatis akan terjadi,” cetusnya.

Lebih lanjit lagi dikatakannya, Elit dari kubu yang menolak jangan sampai membuat propaganda perlawanan yang inkonstitusional karena efeknya akan merugikan rakyat. Yang terpenting “lokomotif” bisa akur, memberi contoh kedewasaan dan bersikap negarawan. Semua pola gerak yang dilakukan harus disandarkan pada semangat untuk bersatu bukan perpecahan. Kalau lokomotifnya akur, InsyaAllah gerbong pun akan tertib.

“Upaya menggunakan people power untuk menolak hasil, harus dilakukan dengan cara-cara yang tidak anarkis dan merusak. Kekuasaan memang milik rakyat, tapi semua diatur melalui konstitusi,” tambah Ade Mulyana.

Di sisi yang lain, tambahnya lagi, aparat TNI-Polri yang memiliki kewenangan menjaga keamanan dan pertahanan negara juga harus bersikap hati-hati, dan jangan mudah terpancing oleh tindakan-tindakan provokatif sehingga terpicu melakukan tindakan-tindakan represif, karena tindakan represif bisa dijadikan alat hasut oleh pihak-pihak tertentu yang ingin memecah belah NKRI.

“Sebagai generasi muda bangsa, kami berharap semoga elit dari kubu 01 dan 02 mampu berkomunikasi dengan baik. Duduk bersama dan berjiwa ksatria apapun hasilnya. Saling merangkul dan saling mendukung pasca penetapan hasil Pilpres demi kemajuan bangsa dan negara. Yang menang harus amanah memperjuangkan kepentingan rakyat, bangsa dan negara dan yang kalah bersikap sebagai oposisi yang berkualitas sebagai fungsi kontrol kritis-konstruktif terhadap kinerja pemenang.” Terang Ade Mulyana, Sekjen Sahabat Polisi.

Perlu dikatahui juga, Jangan sampai Pilpres menorehkan efek perpecahan yang terbuka lebar di tengah masyarakat. Karena aset terbesar NKRI adalah PERSATUAN. Tanpa Persatuan, Indonesia akan hancur. Mari bersma menjadi bagian dari solusi persatuan demi kemajuan bangsa dan negara.

(Zul)